Terobosan Baru Teknologi Pertanian, Teknologi Smart Farming Apakah Itu?
|Kemajuan Teknologi membawa dampak di berbagai sektor. Salah satu sektor yang terkena dampak tersebut adalah di sektor pertanian. Salah satunya saat ini yakni adanya penggunaan terobosan baru teknologi pertanian. Sebenarnya apakah Smart Farming tersebut? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!
Contents
Mengenai Teknologi Smart Farming
Berbekal dengan kecanggihan di sektor teknologi, saat ini mengandalkan pada penggunaan cloud, bid data dan IoT atau Internet of Things. Selaras dengan hal ini BRIN membenarkan akan penggunaan teknologi ini. BRIN sendiri mengungkapkan bahwa masalah lahan tani di negara ini bisa sedikit demi sedikit teratasi dengan kehadiran teknologi.
Teknologi yang hadir tersebut menjadi berbentuk Smart Farming, Menurut Fakultas Pertanian Unicersitas Muhammadiyah Sumatra Utara, teknologi ini menggunakan basis digital serta transformasi informasi. Tujuannya untuk meningkatkan produktifitas, efisiensi, pengelolaan pertanian baik itu untuk sektor tanaman, bahkan juga bisa diterapkan di sektor peternakan.
Tujuan ini bisa berhasil karena teknologi sudah mengamodir dengan kecanggihan dan kemampuan di bidang IT sepertihalnya Big Data, IoT, dan sebagainya. Teknologi mampu merancang sektor tani secara kontinu. Data-data yang ada ini nanti akan membantu para petani dalam memantau untuk memperkirakan kondisi tanaman. Membuat sumber daya alam yang ada terasa lebih optimal. Lalu memperbaiki produksi pertanian secara menyeluruh.
Oleh karena itu, disini dapat disimpulkan bahwa teknologi Smart Farming adalah suatu terobosan baru di sektor pertanian dengan menggunakan penekanan teknologi digital. Untuk memperbaiki kualitas produksi serta meminimalisir dampak negatif yang ada.
Mengapa Smart Farming Dianggap Penting?
Pepatah menyebutkan jika tidak mengenal teknologi maka akan tertinggal jauh. Berikut ini ada beberapa alasan mengapa teknologi dalam industry pertanian dianggap penting.
Teknologi Smart Farming Pertanian Lebih Efisien
Teknologi pertanian ini pertama kali dikenalkan oleh negara Cina. Diketahui pelopornya yaitu Perusahaan Sanan Sini-Science yang dapat membuktikan betapa suksesnya pertanian di sana. Bahkan, tercatat bahwa lahan pertanian yang dibuat oleh industri ini menjadi pertanian vertical terbesar di dunia yang mampu menghasilkan sayuran 8 hingga 10 Ton sehari.
menjadikan pertanian lebih efisien secara waktu. Namun, bagaimana dengan modalnya? Pertanian ini berbeda dengan sistem konvensional, karena membutuhkan lahan setidaknya 5000 Meter persegi hingga 1 Hektar (seperti milik Perusahaan Sanan Sini-Science di Cina). Selain itu, dibutuhkan teknologi pencahayaan yang canggih sebagai pengganti sinar matahari.
Namun, jika ditelusuri dari jumlah petaninya, maka pertanian dengan teknologi canggih ini tidak perlu sumber daya manusia dalam jumlah banyak. Bahkan, dalam 1 Hektar lahan pertanian ini hanya butuh setidaknya 4 orang saja untuk memberikan pengawasan dan perawatan terhadap tanaman yang ada di dalamnya.
Meningkatnya Produktivitas
Pertanian dengan teknologi yang canggih ini dibangun di dalam ruangan. Konsep pertanian cerdas asal Cina ini diyakini mampu meningkatkan produktivitas. Pasalnya, cuaca dan curah hujan juga kerap tidak stabil yang akan mempengaruhi hasil pertanian. Berkat sistem pertanian yang dilakukan menggunakan teknologi, cuaca bukan lagi kendala dalam pertanian.
Hasilkan Tanaman Berkualitas
Teknologi Smart Farming tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas saja, tapi juga mampu menghasilkan tanaman berkualitas. Petani yang mengawasi dan merawat tanaman di lingkup pertanian modern ini tidak akan memberikan pupuk kimia dan peptisida, seperti di lahan konvensional. Bahkan, cahaya matahari pun tidak menjadi kendala bagi tanaman untuk berfotosintesis.
LED Growlight menjadi pengganti cahaya matahari di dalam proses fotosintesis tanaman. Kemungkinanan gagal panen akibat cuaca dan hama pun dapat diminimalisir. Hasil pertaniannya pun lebih segar dan sehat, karena bebas dari pupuk kimia dan peptisida. Jumlah panen dapat meningkat secara signifikan melalui pertanian berteknologi canggih ini.
Teknologi Smart Farming dapat membantu mengurangi dampak negatif dari lingkungan dan mampu meningkatkan sistem pertanian di masa mendatang. Sudah siapkah Indonesia untuk menerapkannya?