Teknologi Industri Pertanian di Cina Patut Dicontoh
|Teknologi industri pertanian di Cina semakin mengalami perkembangan setiap tahunnya. Transformasi yang dilakukan pun menjawab tantangan pertumbuhan penduduk, dan peranan sebagai sentral pada perkembangan ekonomi negara dan juga keamanan pangan.
Dukungan pemerintah setempat dan para petani Cina yang mau turut serta dalam perkembangan teknologi pada sektor pertanian menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Terlebih lagi, pertanian di negeri Tirai Bambu ini menjadi tulang punggung negara.
Smart Farm 2023: Teknologi Industri Pertanian di Cina
Sistem ‘Smart Farm’ merupakan pertanian yang dilakukan di dalam ruangan dan masih tergolong baru di Cina. Diketahui bahwa perusahaan Sanan Sino-Science adalah pelopor dari pertanian vertikal yang terbesar di dunia dan mempunyai keunggulan sebagai berikut.
- Lahan Pertanian Mencapai 1 Hektar
Awalnya, lahan pertanian yang digunakan oleh Sanan Sini-Science hanya 5000 Meter persegi. Namun, untuk mengoptimalkan hasil pertanian, perusahaan ini pun membuat lahan pertanian yang mencapai 1 Hektar atau dua kali lipat dari sebelumnya.
Teknologi industri pertanian di Cina tersebut membuktikan bahwa dengan penambahan lahan artinya hasil pertaniannya lebih berkualitas. Lahan 1 Hektar pun diharapkan dapat menunjang kebutuhan pasar dengan adanya hasil pertanian yang optimal.
- Tidak Perlu Matahari dan Pupuk Kimia
Inovasi pada ‘Smart Farm’ ini ternyata memengaruhi sistem di dalamnya. Terdapat perbedaan mencolok dibandingkan menggunakan lahan konvesional. Pada pertanian dalam ruangan tidak perlu cahaya matahari, pupuk kimia, serta peptisida.
Tanaman yang ada di ‘Smart Farm’ ini memberi pembuktian bahwa tanpa pupuk kimia dan peptisida, hasilnya jauh lebih sehat untuk dikonsumsi. Lantas, bagaimana dengan tanpa adanya cahaya matahari sebagai proses fotosintesis? Inilah letak kecanggihan pertanian Cina.
- Hasilkan Sayuran 8 – 10 Ton Sehari
Sayuran segar yang dihasilkan tanpa matahari, pupuk kimia, serta peptisida di ‘Smart Farm’ mencapai 8 – 10 Ton dalam sehari. Bahkan, ini hanya membutuhkan setidaknya 4 orang petani untuk mengawasi tumbuh kembang tanaman.
Berbeda dengan pertanian konvensional, jumlah petani pastilah lebih banyak untuk memastikan tanaman bertumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu, keadaan cuaca juga menjadi penentu dari hasil panen.
Teknologi Industri Pertanian di Cina: Ini Sistem Pada Smart Farm 2023
Hemat biaya produksi, tenaga kerja, dan lingkungan di dalam industri ‘Smart Farm’ yang dikenalkan Perusahaan Sanan Sini-Science ini perlu dicontoh. Lantas, seperti apa sistem teknolog industri pertanian yang diterapkan tersebut?
Pertanian di dalam ruangan yang dikenalkan pada ‘Smart Farm’ menggunakan sistem yang dapat mengatur suhu, kelembapan udara, sumber air, dan juga nutrisi. Hal yang tidak boleh dilewatkan adalah LED Growlight yang dibuat khusus untuk menggantikan sinar matahari.
Teknologi industri pertanian di Cina menggunakan LED untuk ‘Smart Farm’ tentunya berbeda dengan Cahaya yang dipakai di rumah atau di tempat umum. Penerangan ini dibuat dengan temperatur lebih dingin, dan dapat memudahkan tanaman melakukan fotosintesis.
Kecanggihan teknologi pertanian Cina mampu menghasilkan sayuran sehat dalam jumlah fantastis. Selaras dengan kebutuhan sayuran di negeri Tirai Bambu tersebut. Bisakah Indonesia juga menerapkan hal serupa mengingat masyarakatnya yang juga gemar sayuran?
Hal tersebut jelas membutuhkan modal yang tidak sedikit untuk membangun satu buah ‘Smart Farm’. Setidaknya 40.69 juta masyarakat Indonesia yang tercatat memiliki profesi sebagai petani. Sementara, kecanggihan teknologi Cina hanya butuh 4 petani per 1 Hektar.
Teknologi industri pertanian di Cina yang telah menerapkan sistem ‘Smart Farm’ memang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun, masa tanam dan jumlah panen menjadi lebih meningkat, hemat biaya tenaga kerja, serta cocok untuk negara dengan cuaca tidak menentu.